indonesia

Senin, 23 Maret 2009

Manfaat Bratawali (brotowali)


BROTOWALI disebut Tinospora crispa (L.) Miers, atau Tinosporarumphii atau Tinosporatuberculata termasuk kedalam famili tumbuhan Menispermaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Andawali, antawali, bratawali, putrawali atau daun gadel.
Menurut Prof Dr H.Azwar Agoes DAFK,SpFK (K), brotowoli mengandung zat pahit atau kandungan zat columbine (2.22%). Selain itu juga mengandung sedikit alkaloid dan glukosid. Zat amorf picroretine (pahit) dan berberine.
’’Tak hanya itu brotowoli juga mengandung dua alkaloid lain tinosporine dan tinosporidine, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, harsa, berberin, palmatin, kolumbin (akar), kokulin (pikrotoksin),’’jelasnya.
Ketua Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) Sumatera Selatan mengatakan, http://linkzdarc.files.wordpress.com/2007/10/brotowali.jpgbrotowali merupakan tumbuhan yang tumbuh liar di hutan, ladang atau sengaja di tanam sebagai tanaman hias, termasuk perdu dan memanjat. Memiliki tinggi batang hingga 2,5 m dengan besar batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat dan memiliki rasa yang pahit.
Bagian yang digunakan akar dan daun. Akar rasanya lebih pahit dan asam. Brotowoli ini digunakan untuk maengatasi demam dan diuretic. Banyak digunakan sebagai bahan jamu.
Di Sabah, terangnya masyarakat Murut menggunakannya untuk mengobati kencing manis, hipertensi dan sakit pinggang. Di Thailand diguanakan untuk kebugaran, demam, kolera, rematik, obat cacing dan gigitan ular berbisa. ’’ Bisa juga digunakan sebagai obat luar seperti kudis dan luka sifilis,’’bebernya seraya menambahkan pengobatan tradisional Cina menyebut tumbuhan ini memiliki sifat menyejukkan (dingin) dengan rasa pahit.
Masyarakat biasanya menggunakan brotowoli dengan cara merebusnya dan meminum air rebusannya. Caranya rbus 30 g tanaman basah atau 25 g kering dengan 3 gelas air selama 20 menit. Kemudian saring dan minum ½ gelas 2 kali sehari sebelum makan.
’’Dengan pelbagai campuran tanaman obat lain masyarakat sering menggunakan untuk penyakit-penyakit rematik, demam kuning, kencingmanis dan Obat Luar kudis, Luka dan Badan gatal-gatal (sebagai air mandi),’’ungkap pria yang akrab disapa Prof Azwar ini.
Prof Azwar menjelasakan, tanaman ini sudah dilakukan uji farmokologi. Dari uji hewan coba dibuktikan bahwa efek diabetes karena peransangan pelepasan insulin dengan modulasi kadar Calsium – b-sel sehingga berpengaruh pada diabetes tipe-2. Juga bermanfaat sebagai pemicu nafsu makan dan efek kardiotonik.
’’Tumbuhan ini juga bersifat analgetik (penghilang rasa sakit), antipiretik (penurun panas), melancarkan meridian atau aliran chi (akupungtur),’’jelasnya.
Selain itu juga dilakukan uji pra klinik dengan kultur sel HeLa (karsinomaserviks), ekstrak brotowali menunjukkan efek sitotoksik setara dengan efek doxorubicin. Diperkirakan tanaman ini mempunyai prospek yang baik sebagai anti neoplastik.
’’Karena rasanya yang pahit membuat tanaman ini tidak menyenangkan. Tanaman ini juga dilarang untuk perempuan hamil dan menyusui. Dengan dosis tinggi dan penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan peracunan hati dan ginjal,’’pungkasnya. (21)

Tidak ada komentar: