indonesia

Rabu, 22 April 2009

Mega Kumpulkan Para Jendral

JAKARTA - Citra purnawirawan jenderal, rupanya, masih sangat menarik untuk dimainkan dalam dinamika politik. Strategi inilah yang dicoba dipraktikkan kubu Teuku Umar.Dengan dibungkus jamuan makan siang, sejumlah purnawirawan jenderal kemarin siang berkumpul di kediaman pribadi Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Letjen (Purn) Prabowo Subianto yang menjadi jubir mengatakan, seorang purnawirawan juga memiliki tanggung jawab untuk menjalankan kewajiban sebagai warga negara."Kami ini sudah purnawirawan, rakyat biasa. Kebetulan, banyak di antara kami yang sudah saling kenal dan saling berkomunikasi. Jadi, bukan perang ini atau perang itu, nggak, ini masalah proses politik," katanya, lantas tersenyum.Selain Prabowo, tampak Ketua DPP PBR Mayjen (Purn) Khalid Ghazali, Ketua DPP Hanura Letjen (Purn) Suadi Marasabessy, Ketua DPP PDIP Mayjen (Purn) Theo Syafei, dan Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Mayjen (Purn) Adang Ruchiatna.

Hadir juga mantan pangdam Bukitbarisan yang juga mantan cagub Sumut (PDIP) Mayjen (Purn) Tritamtono, mantan KSAD Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto, mantan danpuspom Mayjen (Purn) Jasri Marin, mantan sekretaris militer (sekmil) Presiden Megawati Mayjen (Purn) Tubagus Hasanuddin, dan mantan KSAD Jenderal Subagyo HS yang juga salah satu ketua Partai Hanura.
Sebagian besar mereka adalah senior SBY di TNI. Banyak di antara mereka yang angkatannya jauh di atas SBY. SBY adalah angkatan 73. Sementara itu, mantan pangdam Udayana Theo Syafei, misalnya, adalah angkatan 65. Adang Ruchiatna yang juga mantan pangdam Udayana adalah angkatan 67.
Prabowo mengakui, mereka berkumpul untuk membicarakan penyelenggaraan pemilu yang tidak sesuai dengan kaidah demokrasi. Terutama menyangkut carut-marutnya daftar pemilih tetap (DPT).
"Kami memohon DPT itu segera disebarluaskan, baik soft copy maupun hard copy. Apa sih masalahnya. Semua warga negara berhak mempelajarinya," kata Prabowo. Menurut dia, pemilu merupakan kulminasi demokrasi dan hak pilih dijamin UUD 1945.
"Jadi, kalau setelah (DPT, red) dipelajari bersama, ada kekurangan, ya diperbaiki bersama supaya lebih legitimate," tandasnya.

Prabowo Ucapkan Welcome
Krisis politik yang tengah melanda elite Golkar dan Demokrat mendapat tanggapan dari poros Teuku Umar. Poros yang berisi para elite politik yang tengah berangkulan erat dengan Megawati Soekarnoputri itu menyambut positif kalau Golkar mau bergabung.
"Saya kira logikanya welcome, dong. Bisa saja," kata Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto setelah menemui Megawati di kediaman pribadinya, Jalan Teuku Umar, kemarin (22/4).
Secara tersirat, dia juga tidak khawatir masuknya Golkar akan merusak konsesi-konsesi politik yang tengah dibicarakan di internal kubu Teuku Umar. "Kemungkinan bisa saja banyak," ujarnya.
Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP Taufiq Kiemas juga optimistis Golkar segera ikut memperkuat kubu Teuku Umar. "Ketua Hanura, Ketua Gerindra, Ketua PDIP, dan Ketua Golkar berudinglah, mana yang paling pas untuk bangsa ini," kata suami Megawati Soekarnoputri itu.
Sekjen DPP PDIP Pramono Anung menyebut PDIP dan Golkar terus melakukan komunikasi yang intensif. Tapi, dia mengatakan, partainya tetap menunggu sikap resmi Partai Golkar yang akan diputuskan melalui rapimnas Kamis hari ini.
"Sikap Rapimnas Golkar itu yang akan kami sikapi secara resmi," tandasnya. Adakah kemungkinan JK akan dirangkul sebagai cawapres Megawati. "Dalam politik itu, yang tidak mungkin cuma makan kepala sendiri," jawabnya lantas tertawa. (pri)

Tidak ada komentar: