indonesia

Minggu, 22 Februari 2009

Tiga Hari Buron, Edi Serahkan Diri

Monday, 23 February 2009
ImagePALEMBANG – Sempat buron selama tiga hari, Edi Wahyudi (29) warga Muara Burnai II, Lempuing Jaya, Ogan Komering Ilir (OKI), seorang kawanan pelaku perampokan yang terlibat baku tembak dengan aparat Polres OKI, kemarin (22/2), menyerahkan diri. Ia mendatangi Markas Polisi Militer Kodam (Pomdam) II/Sriwijaya pukul 03.00 WIB dan dijemput aparat Unit Jatanras Direktorat Reskrim Polda Sumsel. Saat ditemui di Pomdam II/Sriwijaya, ayah satu anak itu, tampak segar bugar. Hanya ada luka memar pada bagian kaki, diduga akibat terjatuh saat melarikan diri.Didampingi keluarga angkat dan kuasa hukumnya dari Pos Bantuan Hukum IKADIN Yustinus Joni SH, Purwata Adi SH, dan Himawan Susanto, pria beristrikan perawat itu menceritakan alasan ia menyerahkan diri. “Saya takut ditembak polisi, Pak. Dalam pikiran saya hanya ada anak dan istri,” kata Edi sembari menundukkan kepalanya.Menurut Edi, ia sama sekali tidak mengetahui siapa yang tewas dalam kejadian baku tembak tersebut. Sebab, suasananya sangat gelap.

“Pokoknya kami tembak saja apa yang ada di depan. Saya tahu ada polisi yang tewas dari keluarga,” ujarnya. Ketakutannya bertambah, saat memilih kabur ke dalam hutan Burnai Laut. Jaraknya sekitar 15 km dari Jalan Lintas Sumatera.
“Saat itu, dalam suasana gelap saya nyeberang sungai dan tiba di Muara Burnai. Tidak banyak yang saya lakukan. Dalam persembunyian itu, saya tidak makan sama sekali. Baru semalam (Sabtu, red) saya makan,” bebernya lagi.
Bagaimana sepak terjang Edi? Menurut pengakuannya, ia belum lama bergabung dengan komplotan perampok yang selalu sadis dalam melakukan aksinya itu. “Sumpah Pak, saya baru kali ini terlibat perampokan. Itu pun saat kami beraksi sudah digerebek dan terjadi baku tembak.”
Kata Edi, aksi perampokan yang mereka lakukan sudah direncanakan sebelumnya. “Siang sudah kami atur semua. Tapi, saat kami beraksi malamnya, ternyata sudah ada polisi yang menunggu. Terjadilah baku tembak tersebut,” bebernya.

Tersangka Edi mengaku senjata api rakitan miliknya diperoleh dari temannya bernama Gun Omet yang tewas dalam baku tembak dengan polisi dalam kasus berbeda. Senpi tersebut ia beli Rp4 juta, namun baru dibayar Rp2 juta. “Senpi ini sebenarnya untuk jago-jago di rumah bae, Pak,” akunya.

Tentang komplotannya sendiri Edi mengaku berjumlah empat orang. “Tiga memiliki senpi rakitan, saya sendiri. Lalu, Nur Bakri alias Abas dan Aswin yang tewas dalam aksi itu. Sementara seorang lagi, Poniman hanya pakai senjata tajam,” terangnya.
Sebelum menyerahkan diri, keberadaan tersangka Edi sudah diketahui oleh seorang kakak angkatnya bernama Rusman (41). Saat itu, Rusman berada di Palembang merawat anaknya di RS Mohammad Hoesin Palembang.
“Saya baca koran, ada tentang kejadian baku tembak di OKI. Tidak berapa lama, saya dapat telepon dari orang tua Edi bahwa yang bersangkutan sekarang jadi buronan polisi terkait kasus baku tembak tersebut. Mereka butuh bantuan saya karena Edi ingin menyerahkan diri. Saya katakan kepada orang tua Edi, pokoknya cari dulu keberadaan Edi nanti akan saya bantu,” terang Rusman kepada wartawan, kemarin.
Rusman lantas memutuskan berangkat ke tempat orang tua Edi. “Saat tiba di Belitang, saya ditelepon pihak polisi dari polres. Katanya saya disuruh ke polres guna dimintai keterangan terkait keberadaan Edi.”
Kepada pihak polres, menurut Rusman, ia akan datang tapi setelah mengantarkan anaknya ke rumah terlebih dahulu. “Tiba di rumah saya berpikir bagaimana supaya Edi bisa pulang selamat dan menyerahkan diri. Saya menghubungi adik saya Serma Hasbi yang bertugas di Pomdam untuk meminta pendapatnya. Ternyata adik saya menyarankan kalau diketemui, Edi dibawa saja ke Palembang,” ungkapnya.
Sabtu malam (21/2) sekitar pukul 19.00 WIB, Rusman bertemu dengan Edi di Jalan Lintas Sumatera, tepatnya di kawasan Jamantrans Kabupaten OKI. “Edi langsung saya bawa ke Palembang.”
Serma Hasbi menambahkan, Edi dan Rusman tiba di kediamannya sekitar pukul 02.00 WIB, kemarin. “Karena saya ini prajurit, saya lapor ke kesatuan dan pimpinan. Kemudian Edi baru dibawa ke sini (Pomdam, red) sebelum menyerahkannya ke polisi,” pungkasnya.
Terpisah, Danpomdam II Sriwijaya Kolonel CPM Djuhendi Sukmajati melalui Kepala Pengawas Mayor CPM Jabar kepada wartawan membenarkan soal diamankannya Edi. “Saya sudah lapor dengan Danpomdam dan perintahnya agar serahkan yang bersangkutan ke polisi. Langsung saja saya hubungi Unit Jatanras Direktorat Reskrim Polda Sumsel untuk menjemput tersangka,” jelas Jabar.

Direktur Reskrim Polda Sumsel Kombes Pol Artsianto Darmawan didampingi Kasat I/Pidum Polda Sumsel AKBP Imam Sachroni mengatakan, pelaku merupakan salah satu anggota komplotan perampok yang menyerahkan diri didampingi anggota keluarganya. Sebelumnya, menurut Artsianto tim gabungan yang mencari pelaku sejak Sabtu (21/2) lalu sudah mengimbau pihak keluarga para tersangka untuk menyerahkan diri.

“Tersangka dengan didampingi keluarga angkatnya tadi (kemarin, red) menyerahkan diri. Setelah dilakukan penyelidikan di Polda, secepatnya kita akan serahkan ke Polres OKI untuk penyelidikan lebih lanjut,” ujar Artsianto.

Barang bukti senpi rakitan milik tersangka, tambah dia, diduga terjatuh dan hilang. “Kita sedang melakukan penyisiran di lokasi kejadian termasuk tempat tersangka Edi bersembunyi. Apakah pelaku yang menembak anggota belum dapat dipastikan. Yang jelas, tersangka mengaku sempat ikut melepaskan tembakan ke arah petugas yang mengejar.”

Menurut Artsianto, tersangka Edi merupakan pemain lama dan dari mulutnya terungkap sejumlah kasus lain. “Kami masih mengimbau satu pelaku lagi yang belum menyerahkan diri. Kami yakin ia belum jauh karena akses jalan keluar sudah ditutup. Anggota gabungan tetap berada di lokasi. Untuk Poniman, saat ini masih belum teridentifikasi dia terlibat,” ungkapnya.

Seperti diwartakan, peristiwa baku tembak terjadi antara polisi dan komplotan perampok di Dusun VI belakang Pasar Jahe, Muara Burnai II, Lempuing Jaya, Ogan Komering Ilir (OKI), Kamis (19/2). Seorang anggota Buser Bripda Eko Yulianto tewas. Tim gabungan Jatanras Satreskrim dan Intel juga berhasil memberondong satu tersangka Aswin (26) yang enggan menyerahkan diri hingga terkapar di sebuah kebun warga. (mg10/mg18)

Tidak ada komentar: